BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hubungan sekolah dengan
masyarakat merupakan salah satu bidang garapan administrasi pendidikan. Istilah
sekolah merupakan konsep yang luas, yang mencakup lembaga pendidikan formal maupun
pendidikan non formal. Namun istilah masyarakat merupakan konsep yang mengacu
terhadap semua kalangan baik individu, kelompok, lembaga atau organisasi yang
berada diluar sekolah sebagai lembaga pendidikan. Masyarakat yang bersifat
kompleks yang terdiri dari berbagai macam tingkat masyarakat yang saling
melengkapi, dan bersifat unik, sebagai akibat latar belakang dimensi budaya
yang beragam hasil penelitian menunjukan betapa pentingnya program sekolah
untuk selalu menghayati adanya hubungan kerja sama antar sekolah dengan
masyarakat (Purwantoro, 2008: 188)
Hubungan kerja sama antara
sekolah dengan masyarakat, yaitu dengan melibatkan orang tua, dan masyarakat.
Dalam hal ini kepemimpinan kepala sekolah mempunyai peranan menentukan sebagai
satu kekuatan (power) di dalam menghimpun dan menggerakkan segala upaya dalam
kerja sama dengan masyarakat untuk memperoleh berbagai dukungan sumber daya
manusia, dana, serta dukungan informasi berbagai lembaga dan dukungan politis
dari segenap jajaran aparat pendidikan (Setiawan, siaksoft.net).
Peran serta masyarakat,
khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini sangat
minim. Partisipasi masyarakat selama ini pada umumnya lebih banyak bersifat
dukungan input (dana), bukan pada proses pendidikan (pengambilan keputusan,
monitoring, evaluasi, dan akuntabilitas). Padahal peran serta dan dukungan
masyarakat, baik dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan sangat
dibutuhkan. Oleh karena itu, sekolah hendaknya menampung aspirasi dan
meningkatkan peran serta masyarakat dalam dunia pendidikan.
Kita sebagai calon pendidik
dengan kemampuan yang profesional diharapkan mengadakan suatu jalinan kerja
sama dengan masyarakat setempat khususnya. Jadi
kita di harapkan mengetahui cara bekerja sama dengan masyarakat secara
baik demi melancarkan proses pendidikan sekolah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka
dapat dirumuskan beberapa permasalah yang akan dikaji dalam makalah ini sebagai
berikut:
1. Apakah yang dimaksud hubungan sekolah
dengan masyarakat?
2.
Bagaimana
prinsip hubungan sekolah dengan masyarakat?
3. Apakah tujuan diadakannya hubungan sekolah
dengan masyarakat?
4. Bagaimana Bentuk Opersional Hubungan
Sekolah dengan Masyarakat?
5. Apa
saja jenis hubungan sekolah dengan
masyarakat?
C. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah
hal-hal berikut:
1. Mendeskripsikan pengertian hubungan sekolah
dengan masyarakat.
2. Menjelaskan tujuan hubungan sekolah
dengan masyarakat.
3. Menjelaskan prinsip hubungan sekolah
dengan masyarakat.
4. Menjelaskan Bentuk Opersional Hubungan
Sekolah dengan Masyarakat.
5.
Mejelaskan dan mengetahui tentang jenis
hubungan sekolah dengan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Adapun pengertian hubungan
sekolah dengan masyarakat menurut Abdurrachman ialah kegiatan untuk menanamkan
dan memperoleh kepercayaan, penghargaan dari publik suatu badan khususnya dan
masyarakat pada umumnya (Suryosubroto, 2004: 155).
Suatu sekolah tidak dibenarkan
melepas diri dari masyarakat. Sekolah itu tidak boleh menutup diri dengan
masyarakat sekitarnya, sekolah juga tidak boleh menggunakan dan melaksanakan
idenya sendiri tanpa melibatkan masyarakat setempat. Sebab pada hakekatnya
sekolah merupakan milik masyarakat yang menginginkan agar sekolah bisa memberi
pengaruh positif terhadap perkembangan masyarakat baik bersifat langsung maupun
tidak langsung. Karena masyarakat siap mendukung usaha-usaha sekolah
didaerahnya.
Sekolah merupakan organisasi
yang hidup di tengah-tengah lingkungan dimana sekolah berada. Organisasi
sekolah bersifat terbuka dalam arti kegiatan dan programnya dipengaruhi oleh
lingkungannya. Sekolah sebagai anggota masyarakat harus mengadakan hubungan
dengan masyarakat. Oleh karena itu, Antara sekolah dan masyarakat terjadi
komunikasi dua arah untuk bisa saling memberi dan saling menerima (Wijono,
1989: 162).
Masyarakat dalam arti sempit di
sini adalah masyarakat di lingkungan sekolah itu sendiri, sedangkan dalam arti
luas yaitu masyarakat dalam negara dan bahkan bila diperlukan dapat dihubungkan
dengan masyarakat Internasional. Sekolah-sekolah pada umumnya lebih banyak menghubungkan
diri dengan masyarakat dalam arti sempit ialah masyarakat setempat, sebab
fungsi sekolah yang pertama adalah melayani kebutuhan masyarakat setempat
(Pidarta, 1992: 347).
Hubungan dengan masyarakat
berarti komunikasi sekolah dengan masyarakat, ialah mengkomunikasikan
masalah-masalah pendidikan baik yang bersumber dari sekolah maupun yang
bersumber dari masyarakat. Komunikasi inilah merupakan pintu keterbukaan
sekolah terhadap masyarakat, pintu yang menghubungkan sekolah sebagai sistem
dengan masyarakat sebagai suprasistemnya.
2. Prinsip Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Untuk mencapai tujuan kerja
sama sekolah dengan masyarakat, ada beberapa prinsip sebagai pedoman untuk
melaksanakannya, yaitu yang dikemukakan oleh Elsbree dalam (Soetopo, 1982: 12)
a.
Ketahuilah apa yang
Anda yakini. Dalam hal ini, merupakan tugas kepala sekolah
untuk mengembangkan filsafat pendidikan yang menjadi dasar dan tujuan
pendidikan di sekolah agar guru-guru dan staf tata usaha sadar akan apa yang
dikerjakan di sekolah sehingga tidak ada kesimpangsiuran dalam pelaksanaan
pendidikan dan pengajaran.
b.
Laksanakanlah program
pendidikan dengan baik dan bersahabat dengan masyarakat.
Maksudnya, untuk mencapai kerja sama dan memperoleh bantuan dari masyarakat,
buatlah program belajar bagi anak-anak sebaik mungkin, buatlah sekolah yang
dapat menciptakan suasana yang bahagia dan situasi belajar yang menggairahkan
bagi murid. Dan sekolah hendaknya melayani setiap orang yang datang ke sekolah
itu secara bersahabat.
c.
Ketahuilah masyarakat
Anda. Masyarakat sekolah hendaknya benar-benar mengetahui keadaan
masyarakat di daerah itu, baik sifat dan problemnya maupun sumber-sumber yang
ada dalam masyarakat tersebut.
d.
Adakan survey
mengenai masyarakat di daerah tertentu. Survey itu perlu untuk
menghimpun informasi yang meliputi aspek kehidupan masyarakat dan kondisinya.
Pengenalan dalam masyarakat merupakan bahan dalam penyusunan hasil survey yang
membantu anak-anak dadlam meningkatkan keingintahuan tentang orang-orang yang
ada di sana, kejadian-kejadian, masa depan masyarakat, dan membangkitkan minat
anak-anak untuk mengadakan penelitian tentang kesejahteraan masyarakat tersebut
dan juga akan terbukanya pintu untuk kerja sama antara sekolah, orang tua, dan
masyarakat.
e.
Bahan-bahan dokumen.
Dalam menyelidiki dan mempelajari keadaan masyarakat itu melalui
dokumen-dokumen dari sumber-sumber seperti kantor sensus, lembaga-lembaga
ilmiah, dan sebagainya.
f.
Keanggotaan dalam
organisasi masyarakat. Banyak faedah dan tujuan yang akan
diperoleh dari sekolah, tidak hanya mengetahui dari luar tetapi juga dari
dalamdengan jalan menjadi anggota dari organisasi kepemudaan kebudayaan, dan
sebagainya. Tujuan masuk organisasi bukan merumuskan sekolah tetapi cara
bagaimana mereka dapat mengerti kepentingan sekolah serta turut membantu
sekolah.
g.
Adakan kunjungan ke
rumah. Banyak tujuan dan faedah yang akan diperoleh dari kunjungan
guru ke rumah orang tua murid, baik untuk tujuan proses perkembangan anak
maupun untuk menghimpun informasi tentang masyarakat di daerah tersebut.
h.
Layani masyarakat di
daerah Anda. Sekolah melayani anak-anak dari masyarakat
melalui pendidikan dan pengajaran, tetapi sekolah akan menjadi lebih baik bila
dijadikan pusat kegiatan masyarakat. Misalnya pada suatu sekolah ada
perpustakaan untuk masyarakat, tempat pertemuan, dan sebagainya. Sedangkan
pengaturan kegiatan tersebut direncanakan dan dilaksanakan bersama.
3. Tujuan Hubungan Sekolah dengan
Masyarakat
Mengenai hubungan sekolah
dengan masyarakat, T. Sianipar
dalam (Purwantoro, 2008: 189). Meninjau dari sudut kepentingan kedua lembaga
tersebut, yaitu kepentingan sekolah dan kepentingan masyarakat itu sendiri.
Ditinjau dari kepentingan sekolah, pengembangan penyelenggaraan hubungan
sekolah dan masyarakat bertujuan untuk:
1.
Memelihara kelangsungan hidup
sekolah.
2.
Meningkatkan mutu
pendidikandisekolah yang bersangkutan.
3.
Memperlancar proses belajar
mengajar.
4.
Memperoleh dukungan dan bantuan
dari masyarakat yang diperlukan dalam pengembangan dan pelaksanaan program
sekolah.
Sedangkan jika ditinjau dari
kebutuhan masyarakat itu sendiri, tujuan hubungannya dengan sekolah adalah
untuk:
1.
Memajukan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, terutama dalam bidang mental-spiritual.
2.
Memperoleh bantuan sekolah
dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat
3.
Menjamin relevansi program
sekolah dengan kebutuhan masyarakat.
4.
Memperoleh kembali anggota-anggota
masyarakat yang makin meningkat kemampuannya.
Secara lebih konkret lagi,
tujuan diselenggarakannya hubungan sekolah dengan masyarakat adalah:
1.
Mengenalkan pentingnya sekolah
bagi masyarakat.
2.
Mendapatkan dukungan dan
bantuan moril maupun financial yang diperlukan bagi pengembangan sekolah.
3.
Memberikan informasi kepada
masyarakat tentang isi dan pelaksanaan program sekolah.
4.
Memperkaya atau
memperluasprogram sekolah sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat.
5.
Mengembangkan kerjasama yang
lebih erat antara keluarga dan sekolah dalam mendidik anak.
4. Bentuk Opersional Hubungan Sekolah
dengan Masyarakat
Bentuk Opersional Hubungan
Sekolah dengan Masyarakat tergantung pada inisiatif dan kreatifitas sekolah,
kondisi dan situasi, fasilitas sekolah dan sebagainya, yaitu diantanya:
a. Di
bidang Sarana Akademik
Tinggi rendahnya prestasi
lulusan (kualitas maupun kuantitas), penelitian, karya ilmiah (lokal, nasional,
internasiona), jumlah dan tingkat kesarjanaan pendidiknya, sarana dan prasarana
akademik termasuk laboratorium dan perpustakaan atau PSB, SB yang mutakhir
serta teknologi instruksional yang mendukung PBM, termasuk ukuran prestasi dan
prestise-nya.
b. Di
bidang Sarana Pendidikan
Gedung atau bangunan
sekolah termasuk ruang belajar, ruang praktikum, kantor dan sebagainya beserta
perabot atau mebeuler yang memadai akan memiliki daya tarik tersendiri bagi
popularitas sekolah.
c. Di
bidang Sosial
Partisipasi sekolah
dengan masyarakat sekitarnya, seperti kerja bakti, perayaan-perayaan hari besar
nasional atau keagamaan, sanitasi dan sebagainya akan menambah kesan masyarakat
sekitar akan kepedulian sekolah terhadap lingkungan sekitar sebagai anggota
masyarakat yang senantiasa sadar lingkungan demi baktinya terhadap pembangunan
masyarakat.
d.
Fasilitas sekolah
Menyediakan fasilitas
sekolah untuk kepentingan masyarakat sekitar sepanjang tidak mengganggu
kelancaran PBM, demikian sebaliknya fasilitas yang ada di masyarakat sekitarnya
dapat digunakan untuk kepentingan sekolah.
e.
Hubungan Masyarakat
Mengikutsertakan
tokoh-tokoh masyarakat dalam kegiatan kurikuler dan ekstra-kurikuler sekolah,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Dan masih banyak lagi kegitan
operasional hubungan sekolah dengan masyarakat yang dikreasikan sesuai situasi,
kondisi serta kemampuan pihak-pihak terkait.
(http://khairuddinhsb.blogspot.com/2008/07/hubungan-sekolah-dengan-masyarakat.html_
diakses 30 mei 2014).
5. Jenis Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Banyak orang mengartikan
hubungan kerjasama sekolah dan masyarakat itu dalam pengertian yang sempit.
Mereka berpendapat bahwa hubungan kerjasama itu hanyalah dalam hal mendidik
anak belaka. Padahal, hubungan kerjasama antara sekolah dan masyarakat itu
mengandung arti yang lebih luas dan mencakup beberapa bidang. Sudah barang
tentu bidang-bidang yang ada hubungannya dengan pendidikan anak-anak dan
pendidikan masyarakat pada umumnya.
Penulis (Purwantoro,
2008: 193) berpendapat bahwa hubungan kerjasama sekolah dan masyarakat itu
dapat digolongkan menjdi tiga jenis hubungan, yaitu:
a.
Hubungan edukatif
Hubungan ini dimaksudkan agar
tidak terjadi perbedaan prinsip atau bahkan pertentangan yang dpat
mengakibatkan keraguan pendirian dan sikap pada diri anak. Antara sekolah yang
diwakili oleh guru dan orang tua tidak saling berbeda atau berselisih paham,
baik tentang norma-norma etika maupun norma-norma sosial yang hendak ditanamkan
kepada anak didik mereka.
b.
Hubungan kultural
Kita mengetahui bahwa sekolah
merupakan suatu lembaga yang seharusnya dapat dijadikan barometer bagi
murid-muridnya. Kehidupan, cara berpikir, kepercayaan, kesenian, adat istiadat
dari masyarakat. Bahkan yang lebih diharapkan adalah hendaknya sekolah itu
dapat merupakan titik pusat dan sumber tempat terpencarnya norma-norma
kehidupan (norma agama, etika, sosial, estetika, dan sebagainya) yang baik bagi
kemajuan masyarakat yang selalu berubah dan berkembang maju. Jadi, bukanlah
sebaliknya sekolah hanya mengintroduksikan apa yang hidup dan berkembang di
masyarakat.
c.
Hubungan institusional
Dengan adanya hubungan ini
sekolah dapat meminta bantuan dari lembaga-lembaga lain, baik berupa tenaga
pengajar, pemberi ceramah tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengadaan dan
pengembangan materi kurikulum maupun bantuan yang berupa fasilitas serta
alat-alat yang diperlukan bagi kelancaran program sekolah.
Sebagai kesimpulan dapat
dikemukakan bahwa dengan dilaksanakannya ketiga jenis hubungan sekolah dan
masyarakat seperti telah diuraikan di atas, diharapkan sekolah tidak lagi
selalu ketiggalan dengan perubahan dan tuntutan masyarakat yang senantiasa
berkembang. Apalagi menghadapi era globalisasi seperti sekarang ini, ketika
masyarakat berubah dan berkembang dengan sangat pesatnya akibat kemajuan
teknologi, sehingga seperti dikatakan oleh Tilaar, sekolah makin tercecer dan
terisolasi dari masyarakat, sekolah lebih berfungsi sebagai penjara intlek.
Maka untuk dapat memperoleh kembali fungsi yang sebenarnya, sekolah harus
merupakan salah satu pusat belajar dari banyak pusatbelajar yang kini
dikategorikan sebagai pendidikan nonformal.
Adanya hubungan sekolah dan
masyarakat ini dimaksudkan pula agar proses belajar yang berlaku di sekolah
mengalami perubahan, dari proses belajar dengan cara “menyuapi”, dengan bahan
pelajaran yang telah dicerna oleh guru, menjadi proses belajar yang inovatif,
yaitu belajar secara antisipatoris dan partisipatoris. Anak-anak dididik untuk
berpartisipasi dalam arti luas di dalam kehidupan masyarakat, dan dapat
mengantisipasi kehidupan masyarakat yang akan dating tempat mereka akan hidup
dan terlibat didalamnya setelah mereka dewasa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahwa hubungan dengan
masyarakat bagi suatu sekolah adalah hubungan dua arah antara sekolah dengan
masyarakat untuk memusyawarahkan ide-ide dan informasi-informasi tertentu yang
berguna bagi peningkatan pendidikan.
Manfaat hubungan sekolah dengan
masyarakat dapat diuraikan sebagai berikut: Bagi masyarakat: tahu hal-hal
persekolahan dan inovasi-inovasinya, kebutuhan-kebutuhan masyarakat tentang
pendidikan lebih mudah diwujudkan, menyalurkan kebutuhan berpartisipasi dalam
pendidikan, melakukan tekanan/tuntutan terhadap sekolah. Sedangkan manfaaat
bagi sekolah: memperbesar dorongan, mawas diri, memudahkan memperbaiki
pendidikan, memperbesar usaha meningkatkan profesi staf, konsep masyarakat
tentang guru menjadi benar, mendapatkan koreksi dari kelompok penuntut,
mendapat dukungan moral dari masyarakat, memudahkan meminta bantuan dan
material dari masyarakat, memudahkan pemakaian media pendidikan di masyarakat,
memudahkan pemanfaatan narasumber.
Tujuan hubungan sekolah dengan
masyarakat yaitu: mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat, mendapatkan
dukungan dan bantuan moril maupun financial yang diperlukan bagi pengembangan
sekolah, memberikan informasi kepada masyarakat tentang isi dan pelaksanaan
program sekolah, memperkaya atau memperluasprogram sekolah sesuai dengan perkembangan
dan kebutuhan masyarakat, mengembangkan kerjasama yang lebih erat antara
keluarga dan sekolah dalam mendidik anak.
Peranan Pihak-pihak yang
Terkait Hubungan antara Sekolah dan Masyarakat: Orang tua, guru, komite
sekolah, kepala sekolah, supervisor.
Prinsip Hubungan Sekolah dan
Masyarakat diantaranya: ketahuilah apa yang Anda yakini, laksanakanlah program
pendidikan dengan baik dan bersahabat dengan masyarakat, ketahuilah masyarakat
Anda, adakan survey mengenai masyarakat di daerah tertentu, bahan-bahan
dokumen, keanggotaan dalam organisasi masyarakat, adakan kunjungan ke rumah,
layani masyarakat di daerah Anda, doronglah masyarakat untuk melayani sekolah.
Jenis Hubungan Sekolah dengan
Masyarakat yaitu hubungan edukatif, hubungan kultural, dan hubungan
Institusional.
DAFTAR PUSTAKA
Akhir, Ibnu. 2008. Hubungan
Sekolah Dengan Masyarakat. (online).
(http//khairuddinsb.blogspot.con/2008/07/hubungan-sekolah-dengan-masyarakat.htaml).
Pidarta, Made. 1992. Pemikiran Tentang
Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Purwantoro, M. Ngalim. 2008. Administrasi dan
Supervisi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rohmah, Nailur. 2010. Mutu Pendidikan Agama Islam. (online). (http://lib.Uin-Malang.ac.id/?mod=th_detail&id=05120099).
Setiawan, Yasin. 2009. http://siaksoft.net/?p=560,
diakses 26 Februari 2009.
Soetopo, Hendyat dan Wasty Sumanto. 1982. Pengantar
Operasional Administrasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional
Suryosubroto. 2004. Manajemen
Pendidikan Di Sekolah. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Wijono. 1989. Administrasi dan Supervisi
Pendidikan. Jakarta: P2LPTK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar