Batman Begins - Help Select Putera Sumbawa: HUBUNGAN ANTARA SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT Batman Begins - Help Select

hujan kembang api

Kamis, 03 Juli 2014

HUBUNGAN ANTARA SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan salah satu bidang garapan administrasi pendidikan. Istilah sekolah merupakan konsep yang luas, yang mencakup lembaga pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Namun istilah masyarakat merupakan konsep yang mengacu terhadap semua kalangan baik individu, kelompok, lembaga atau organisasi yang berada diluar sekolah sebagai lembaga pendidikan. Masyarakat yang bersifat kompleks yang terdiri dari berbagai macam tingkat masyarakat yang saling melengkapi, dan bersifat unik, sebagai akibat latar belakang dimensi budaya yang beragam hasil penelitian menunjukan betapa pentingnya program sekolah untuk selalu menghayati adanya hubungan kerja sama antar sekolah dengan masyarakat (Purwantoro, 2008: 188)
Hubungan kerja sama antara sekolah dengan masyarakat, yaitu dengan melibatkan orang tua, dan masyarakat. Dalam hal ini kepemimpinan kepala sekolah mempunyai peranan menentukan sebagai satu kekuatan (power) di dalam menghimpun dan menggerakkan segala upaya dalam kerja sama dengan masyarakat untuk memperoleh berbagai dukungan sumber daya manusia, dana, serta dukungan informasi berbagai lembaga dan dukungan politis dari segenap jajaran aparat pendidikan (Setiawan, siaksoft.net).
Peran serta masyarakat, khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini sangat minim. Partisipasi masyarakat selama ini pada umumnya lebih banyak bersifat dukungan input (dana), bukan pada proses pendidikan (pengambilan keputusan, monitoring, evaluasi, dan akuntabilitas). Padahal peran serta dan dukungan masyarakat, baik dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, sekolah hendaknya menampung aspirasi dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam dunia pendidikan.
Kita sebagai calon pendidik dengan kemampuan yang profesional diharapkan mengadakan suatu jalinan kerja sama dengan masyarakat setempat khususnya. Jadi  kita di harapkan mengetahui cara bekerja sama dengan masyarakat secara baik demi melancarkan proses pendidikan sekolah.



B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalah yang akan dikaji dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud hubungan sekolah dengan masyarakat?
2. Bagaimana prinsip hubungan sekolah dengan masyarakat?
3. Apakah tujuan diadakannya hubungan sekolah dengan masyarakat?
4. Bagaimana Bentuk Opersional Hubungan Sekolah dengan Masyarakat?
5. Apa saja jenis hubungan sekolah dengan masyarakat?

C. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah hal-hal berikut:
1. Mendeskripsikan pengertian hubungan sekolah dengan masyarakat.
2. Menjelaskan tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat.
3. Menjelaskan prinsip hubungan sekolah dengan masyarakat.
4. Menjelaskan Bentuk Opersional Hubungan Sekolah dengan Masyarakat.
5. Mejelaskan dan mengetahui tentang jenis hubungan sekolah dengan masyarakat.



BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Adapun pengertian hubungan sekolah dengan masyarakat menurut Abdurrachman ialah kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh kepercayaan, penghargaan dari publik suatu badan khususnya dan masyarakat pada umumnya (Suryosubroto, 2004: 155).
Suatu sekolah tidak dibenarkan melepas diri dari masyarakat. Sekolah itu tidak boleh menutup diri dengan masyarakat sekitarnya, sekolah juga tidak boleh menggunakan dan melaksanakan idenya sendiri tanpa melibatkan masyarakat setempat. Sebab pada hakekatnya sekolah merupakan milik masyarakat yang menginginkan agar sekolah bisa memberi pengaruh positif terhadap perkembangan masyarakat baik bersifat langsung maupun tidak langsung. Karena masyarakat siap mendukung usaha-usaha sekolah didaerahnya.
Sekolah merupakan organisasi yang hidup di tengah-tengah lingkungan dimana sekolah berada. Organisasi sekolah bersifat terbuka dalam arti kegiatan dan programnya dipengaruhi oleh lingkungannya. Sekolah sebagai anggota masyarakat harus mengadakan hubungan dengan masyarakat. Oleh karena itu, Antara sekolah dan masyarakat terjadi komunikasi dua arah untuk bisa saling memberi dan saling menerima (Wijono, 1989: 162).
Masyarakat dalam arti sempit di sini adalah masyarakat di lingkungan sekolah itu sendiri, sedangkan dalam arti luas yaitu masyarakat dalam negara dan bahkan bila diperlukan dapat dihubungkan dengan masyarakat Internasional. Sekolah-sekolah pada umumnya lebih banyak menghubungkan diri dengan masyarakat dalam arti sempit ialah masyarakat setempat, sebab fungsi sekolah yang pertama adalah melayani kebutuhan masyarakat setempat (Pidarta, 1992: 347).
Hubungan dengan masyarakat berarti komunikasi sekolah dengan masyarakat, ialah mengkomunikasikan masalah-masalah pendidikan baik yang bersumber dari sekolah maupun yang bersumber dari masyarakat. Komunikasi inilah merupakan pintu keterbukaan sekolah terhadap masyarakat, pintu yang menghubungkan sekolah sebagai sistem dengan masyarakat sebagai suprasistemnya.

2. Prinsip Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Untuk mencapai tujuan kerja sama sekolah dengan masyarakat, ada beberapa prinsip sebagai pedoman untuk melaksanakannya, yaitu yang dikemukakan oleh Elsbree dalam (Soetopo, 1982: 12)
a.       Ketahuilah apa yang Anda yakini. Dalam hal ini, merupakan tugas kepala sekolah untuk mengembangkan filsafat pendidikan yang menjadi dasar dan tujuan pendidikan di sekolah agar guru-guru dan staf tata usaha sadar akan apa yang dikerjakan di sekolah sehingga tidak ada kesimpangsiuran dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran.
b.      Laksanakanlah program pendidikan dengan baik dan bersahabat dengan masyarakat. Maksudnya, untuk mencapai kerja sama dan memperoleh bantuan dari masyarakat, buatlah program belajar bagi anak-anak sebaik mungkin, buatlah sekolah yang dapat menciptakan suasana yang bahagia dan situasi belajar yang menggairahkan bagi murid. Dan sekolah hendaknya melayani setiap orang yang datang ke sekolah itu secara bersahabat.
c.       Ketahuilah masyarakat Anda. Masyarakat sekolah hendaknya benar-benar mengetahui keadaan masyarakat di daerah itu, baik sifat dan problemnya maupun sumber-sumber yang ada dalam masyarakat tersebut.
d.      Adakan survey mengenai masyarakat di daerah tertentu. Survey itu perlu untuk menghimpun informasi yang meliputi aspek kehidupan masyarakat dan kondisinya. Pengenalan dalam masyarakat merupakan bahan dalam penyusunan hasil survey yang membantu anak-anak dadlam meningkatkan keingintahuan tentang orang-orang yang ada di sana, kejadian-kejadian, masa depan masyarakat, dan membangkitkan minat anak-anak untuk mengadakan penelitian tentang kesejahteraan masyarakat tersebut dan juga akan terbukanya pintu untuk kerja sama antara sekolah, orang tua, dan masyarakat.
e.       Bahan-bahan dokumen. Dalam menyelidiki dan mempelajari keadaan masyarakat itu melalui dokumen-dokumen dari sumber-sumber seperti kantor sensus, lembaga-lembaga ilmiah, dan sebagainya.
f.        Keanggotaan dalam organisasi masyarakat. Banyak faedah dan tujuan yang akan diperoleh dari sekolah, tidak hanya mengetahui dari luar tetapi juga dari dalamdengan jalan menjadi anggota dari organisasi kepemudaan kebudayaan, dan sebagainya. Tujuan masuk organisasi bukan merumuskan sekolah tetapi cara bagaimana mereka dapat mengerti kepentingan sekolah serta turut membantu sekolah.
g.       Adakan kunjungan ke rumah. Banyak tujuan dan faedah yang akan diperoleh dari kunjungan guru ke rumah orang tua murid, baik untuk tujuan proses perkembangan anak maupun untuk menghimpun informasi tentang masyarakat di daerah tersebut.
h.       Layani masyarakat di daerah Anda. Sekolah melayani anak-anak dari masyarakat melalui pendidikan dan pengajaran, tetapi sekolah akan menjadi lebih baik bila dijadikan pusat kegiatan masyarakat. Misalnya pada suatu sekolah ada perpustakaan untuk masyarakat, tempat pertemuan, dan sebagainya. Sedangkan pengaturan kegiatan tersebut direncanakan dan dilaksanakan bersama.
3. Tujuan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Mengenai hubungan sekolah dengan masyarakat, T. Sianipar dalam (Purwantoro, 2008: 189). Meninjau dari sudut kepentingan kedua lembaga tersebut, yaitu kepentingan sekolah dan kepentingan masyarakat itu sendiri. Ditinjau dari kepentingan sekolah, pengembangan penyelenggaraan hubungan sekolah dan masyarakat bertujuan untuk:
1.      Memelihara kelangsungan hidup sekolah.
2.      Meningkatkan mutu pendidikandisekolah yang bersangkutan.
3.      Memperlancar proses belajar mengajar.
4.      Memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan dalam pengembangan dan pelaksanaan program sekolah.
Sedangkan jika ditinjau dari kebutuhan masyarakat itu sendiri, tujuan hubungannya dengan sekolah adalah untuk:
1.      Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam bidang mental-spiritual.
2.      Memperoleh bantuan sekolah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat
3.      Menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat.
4.      Memperoleh kembali anggota-anggota masyarakat yang makin meningkat kemampuannya.
Secara lebih konkret lagi, tujuan diselenggarakannya hubungan sekolah dengan masyarakat adalah:
1.      Mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat.
2.      Mendapatkan dukungan dan bantuan moril maupun financial yang diperlukan bagi pengembangan sekolah.
3.      Memberikan informasi kepada masyarakat tentang isi dan pelaksanaan program sekolah.
4.      Memperkaya atau memperluasprogram sekolah sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat.
5.      Mengembangkan kerjasama yang lebih erat antara keluarga dan sekolah dalam mendidik anak.
4. Bentuk Opersional Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Bentuk Opersional Hubungan Sekolah dengan Masyarakat tergantung pada inisiatif dan kreatifitas sekolah, kondisi dan situasi, fasilitas sekolah dan sebagainya, yaitu diantanya:
a.       Di bidang Sarana Akademik
Tinggi rendahnya prestasi lulusan (kualitas maupun kuantitas), penelitian, karya ilmiah (lokal, nasional, internasiona), jumlah dan tingkat kesarjanaan pendidiknya, sarana dan prasarana akademik termasuk laboratorium dan perpustakaan atau PSB, SB yang mutakhir serta teknologi instruksional yang mendukung PBM, termasuk ukuran prestasi dan prestise-nya.
b.      Di bidang Sarana Pendidikan
Gedung atau bangunan sekolah termasuk ruang belajar, ruang praktikum, kantor dan sebagainya beserta perabot atau mebeuler yang memadai akan memiliki daya tarik tersendiri bagi popularitas sekolah.
c.       Di bidang Sosial
Partisipasi sekolah dengan masyarakat sekitarnya, seperti kerja bakti, perayaan-perayaan hari besar nasional atau keagamaan, sanitasi dan sebagainya akan menambah kesan masyarakat sekitar akan kepedulian sekolah terhadap lingkungan sekitar sebagai anggota masyarakat yang senantiasa sadar lingkungan demi baktinya terhadap pembangunan masyarakat.
d.      Fasilitas sekolah
Menyediakan fasilitas sekolah untuk kepentingan masyarakat sekitar sepanjang tidak mengganggu kelancaran PBM, demikian sebaliknya fasilitas yang ada di masyarakat sekitarnya dapat digunakan untuk kepentingan sekolah.
e.       Hubungan Masyarakat
Mengikutsertakan tokoh-tokoh masyarakat dalam kegiatan kurikuler dan ekstra-kurikuler sekolah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dan masih banyak lagi kegitan operasional hubungan sekolah dengan masyarakat yang dikreasikan sesuai situasi, kondisi serta kemampuan pihak-pihak terkait.


5. Jenis Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Banyak orang mengartikan hubungan kerjasama sekolah dan masyarakat itu dalam pengertian yang sempit. Mereka berpendapat bahwa hubungan kerjasama itu hanyalah dalam hal mendidik anak belaka. Padahal, hubungan kerjasama antara sekolah dan masyarakat itu mengandung arti yang lebih luas dan mencakup beberapa bidang. Sudah barang tentu bidang-bidang yang ada hubungannya dengan pendidikan anak-anak dan pendidikan masyarakat pada umumnya.
Penulis (Purwantoro, 2008: 193) berpendapat bahwa hubungan kerjasama sekolah dan masyarakat itu dapat digolongkan menjdi tiga jenis hubungan, yaitu:
a.        Hubungan edukatif
Hubungan ini dimaksudkan agar tidak terjadi perbedaan prinsip atau bahkan pertentangan yang dpat mengakibatkan keraguan pendirian dan sikap pada diri anak. Antara sekolah yang diwakili oleh guru dan orang tua tidak saling berbeda atau berselisih paham, baik tentang norma-norma etika maupun norma-norma sosial yang hendak ditanamkan kepada anak didik mereka.
b.      Hubungan kultural
Kita mengetahui bahwa sekolah merupakan suatu lembaga yang seharusnya dapat dijadikan barometer bagi murid-muridnya. Kehidupan, cara berpikir, kepercayaan, kesenian, adat istiadat dari masyarakat. Bahkan yang lebih diharapkan adalah hendaknya sekolah itu dapat merupakan titik pusat dan sumber tempat terpencarnya norma-norma kehidupan (norma agama, etika, sosial, estetika, dan sebagainya) yang baik bagi kemajuan masyarakat yang selalu berubah dan berkembang maju. Jadi, bukanlah sebaliknya sekolah hanya mengintroduksikan apa yang hidup dan berkembang di masyarakat.
c.       Hubungan institusional
Dengan adanya hubungan ini sekolah dapat meminta bantuan dari lembaga-lembaga lain, baik berupa tenaga pengajar, pemberi ceramah tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengadaan dan pengembangan materi kurikulum maupun bantuan yang berupa fasilitas serta alat-alat yang diperlukan bagi kelancaran program sekolah.
Sebagai kesimpulan dapat dikemukakan bahwa dengan dilaksanakannya ketiga jenis hubungan sekolah dan masyarakat seperti telah diuraikan di atas, diharapkan sekolah tidak lagi selalu ketiggalan dengan perubahan dan tuntutan masyarakat yang senantiasa berkembang. Apalagi menghadapi era globalisasi seperti sekarang ini, ketika masyarakat berubah dan berkembang dengan sangat pesatnya akibat kemajuan teknologi, sehingga seperti dikatakan oleh Tilaar, sekolah makin tercecer dan terisolasi dari masyarakat, sekolah lebih berfungsi sebagai penjara intlek. Maka untuk dapat memperoleh kembali fungsi yang sebenarnya, sekolah harus merupakan salah satu pusat belajar dari banyak pusatbelajar yang kini dikategorikan sebagai pendidikan nonformal.
Adanya hubungan sekolah dan masyarakat ini dimaksudkan pula agar proses belajar yang berlaku di sekolah mengalami perubahan, dari proses belajar dengan cara “menyuapi”, dengan bahan pelajaran yang telah dicerna oleh guru, menjadi proses belajar yang inovatif, yaitu belajar secara antisipatoris dan partisipatoris. Anak-anak dididik untuk berpartisipasi dalam arti luas di dalam kehidupan masyarakat, dan dapat mengantisipasi kehidupan masyarakat yang akan dating tempat mereka akan hidup dan terlibat didalamnya setelah mereka dewasa.


BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan
Bahwa hubungan dengan masyarakat bagi suatu sekolah adalah hubungan dua arah antara sekolah dengan masyarakat untuk memusyawarahkan ide-ide dan informasi-informasi tertentu yang berguna bagi peningkatan pendidikan.
Manfaat hubungan sekolah dengan masyarakat dapat diuraikan sebagai berikut: Bagi masyarakat: tahu hal-hal persekolahan dan inovasi-inovasinya, kebutuhan-kebutuhan masyarakat tentang pendidikan lebih mudah diwujudkan, menyalurkan kebutuhan berpartisipasi dalam pendidikan, melakukan tekanan/tuntutan terhadap sekolah. Sedangkan manfaaat bagi sekolah: memperbesar dorongan, mawas diri, memudahkan memperbaiki pendidikan, memperbesar usaha meningkatkan profesi staf, konsep masyarakat tentang guru menjadi benar, mendapatkan koreksi dari kelompok penuntut, mendapat dukungan moral dari masyarakat, memudahkan meminta bantuan dan material dari masyarakat, memudahkan pemakaian media pendidikan di masyarakat, memudahkan pemanfaatan narasumber.
Tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat yaitu: mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat, mendapatkan dukungan dan bantuan moril maupun financial yang diperlukan bagi pengembangan sekolah, memberikan informasi kepada masyarakat tentang isi dan pelaksanaan program sekolah, memperkaya atau memperluasprogram sekolah sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat, mengembangkan kerjasama yang lebih erat antara keluarga dan sekolah dalam mendidik anak.
Peranan Pihak-pihak yang Terkait Hubungan antara Sekolah dan Masyarakat: Orang tua, guru, komite sekolah, kepala sekolah, supervisor.
Prinsip Hubungan Sekolah dan Masyarakat diantaranya: ketahuilah apa yang Anda yakini, laksanakanlah program pendidikan dengan baik dan bersahabat dengan masyarakat, ketahuilah masyarakat Anda, adakan survey mengenai masyarakat di daerah tertentu, bahan-bahan dokumen, keanggotaan dalam organisasi masyarakat, adakan kunjungan ke rumah, layani masyarakat di daerah Anda, doronglah masyarakat untuk melayani sekolah.
Jenis Hubungan Sekolah dengan Masyarakat yaitu hubungan edukatif, hubungan kultural, dan hubungan Institusional.


DAFTAR PUSTAKA

Akhir, Ibnu. 2008. Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat. (online). (http//khairuddinsb.blogspot.con/2008/07/hubungan-sekolah-dengan-masyarakat.htaml).
Pidarta, Made. 1992. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Purwantoro, M. Ngalim. 2008. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rohmah, Nailur. 2010. Mutu Pendidikan Agama Islam. (online). (http://lib.Uin-Malang.ac.id/?mod=th_detail&id=05120099).
Setiawan, Yasin. 2009. http://siaksoft.net/?p=560, diakses 26 Februari 2009.
Soetopo, Hendyat dan Wasty Sumanto. 1982. Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional
Suryosubroto. 2004. Manajemen Pendidikan Di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Wijono. 1989. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: P2LPTK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar